6 Cara agar Atasan Tidak Bersikap Toxic kepada Tim


  • 6 Cara agar Atasan Tidak Bersikap Toxic kepada Tim
    Berbagai cara agar atasan tidak toxic kepada tim. (Foto. Dok. Cedric Fauntleroy/ Pexels)

    Dalam lingkungan kerja, peran seorang atasan sangat penting dalam menentukan budaya, produktivitas, dan semangat tim. Jika kamu berada dalam posisi sebagai atasan, penting untuk menyadari bahwa setiap tindakan, ucapan, dan keputusanmu bisa memberi dampak besar terhadap kinerja dan kesejahteraan emosional anggota tim.


    Sikap toxic dari atasan seringkali memicu stres, menurunkan semangat kerja, bahkan menyebabkan anggota tim hengkang. Agar kamu bisa menjadi pemimpin yang dihormati, bukan ditakuti, berikut adalah cara-cara yang bisa kamu lakukan untuk mencegah munculnya sikap toxic dalam memimpin tim.




    1. Bangun Komunikasi yang Terbuka dan Seimbang


    tim, toxic, atasan kantor, pekerjaan, pemimpin, profesional

    (Berbagai cara agar atasan tidak toxic kepada tim. Foto. Dok. Fox/ Pexels)


    Salah satu penyebab munculnya konflik dalam tim adalah komunikasi yang tidak efektif. Kamu perlu membuka ruang diskusi, baik secara formal maupun informal, agar anggota tim merasa didengar.

    Jangan hanya bicara soal pekerjaan, tapi juga perhatikan kondisi pribadi mereka. Ajukan pertanyaan seperti, “Bagaimana kabarmu hari ini?” atau “Apa ada yang bisa aku bantu?” sebagai tanda kepedulian.


    2. Hargai Setiap Kontribusi Tim


    Mengakui kerja keras tim akan membuat mereka merasa dihargai dan termotivasi. Kamu tidak harus memberikan hadiah besar kata-kata apresiasi yang tulus sudah cukup untuk menyentuh hati mereka.

    Hindari membanding-bandingkan anggota tim secara negatif atau hanya memberi perhatian pada satu orang saja. Sebaliknya, berikan ruang bagi semua untuk berkembang.


    3. Jangan Memimpin dengan Ketakutan


    tim, toxic, atasan kantor, pekerjaan, pemimpin, profesional

    (Berbagai cara agar atasan tidak toxic kepada tim. Foto. Dok. fauxels/ Pexels)


    Kamu mungkin berpikir bahwa pendekatan keras bisa menghasilkan hasil yang cepat, tetapi dalam jangka panjang, hal itu justru akan merusak kepercayaan dan kolaborasi.

    Pemimpin yang baik adalah yang mampu membuat tim merasa aman saat mengemukakan pendapat, mengakui kesalahan, dan berani mencoba hal baru. Hindari nada bicara yang kasar atau menyudutkan.


    4. Tunjukkan Keteladanan dan Kejujuran


    Jika kamu ingin tim bersikap profesional, disiplin, dan bertanggung jawab, maka kamu perlu memberikan contoh nyata. Jangan hanya memberi perintah, tapi tunjukkan bahwa kamu juga bekerja keras dan siap menerima kritik.

    Dengan begitu, anggota tim akan lebih menghormatimu dan merasa nyaman berada di bawah kepemimpinanmu.


    5. Kembangkan Empati dan Kesadaran Diri


    Sebagai atasan, kamu dituntut untuk memiliki empati yang tinggi. Coba pahami alasan di balik perilaku anggota tim sebelum mengambil kesimpulan. Jika seseorang tampak kurang produktif, bisa jadi dia sedang mengalami masalah pribadi.

    Evaluasi juga dirimu sendiri secara rutin. Apakah kamu sering memberi tekanan tanpa batas waktu? Apakah kamu mendengarkan pendapat tim atau cenderung mengabaikan? Kesadaran seperti ini bisa membantumu tumbuh sebagai pemimpin yang lebih bijak.


    6. Berikan Ruang untuk Kreativitas dan Inisiatif


    tim, toxic, atasan kantor, pekerjaan, pemimpin, profesional

    (Berbagai cara agar atasan tidak toxic kepada tim. Foto. Dok. Fox/ Pexels)


    Pemimpin yang baik tidak mengontrol secara berlebihan, melainkan memberi ruang bagi tim untuk berkembang. Kamu bisa mendorong mereka untuk mengemukakan ide, mengambil tanggung jawab, dan membuat keputusan kecil secara mandiri.

    Langkah ini akan membangun rasa percaya diri dalam tim serta memperkuat rasa kepemilikan terhadap pekerjaan.



    (Baca juga: Perhatikan! Ini 6 Cara Memilih Rekan Kerja yang Tidak Toxic)



    Menjadi atasan yang tidak toxic bukan berarti kamu harus selalu menyenangkan semua orang, tetapi kamu bisa memilih untuk menjadi pemimpin yang manusiawi, adil, dan mendukung pertumbuhan tim. Dengan menjunjung tinggi komunikasi terbuka, empati, dan keteladanan, kamu tidak hanya menciptakan lingkungan kerja yang sehat, tapi juga membentuk tim yang loyal, bahagia, dan produktif.

    Ingat, tim yang merasa dihargai akan memberikan yang terbaik. Dan semuanya bisa kamu mulai dari sikap dan pilihanmu sendiri hari ini.


    (Penulis: Sania Zelikha)






 

Related Articles

Advertisement - Continue Reading Below