-
Proses pemulihan lebih cepat dan tetap menjaga estetika diri dengan tekni EBS Mayapada Hospital. (Foto: Dok. Mayapada Hospital)
Perempuan menjadi pihak yang paling berisiko menderita kanker payudara. Menurut World Health Organization, terdapat 2.3 juta wanita yang didiagnosis menderita penyakit ini dan bahkan mencapai 670.000 kematian di seluruh dunia pada 2022. Kanker payudara sebenarnya bisa terdeteksi lebih dini karena seringkali berkembang dari faktor-faktor lain. Misalnya, adanya tumor di payudara, yang sebenarnya sebagian besar bersifat jinak seperti fibroadenoma atau kista yang tak berbahaya. Namun, dalam beberapa kasus, tumor bisa berkembang menjadi kanker payudara yang hingga kini masih menjadi ancaman kesehatan bagi perempuan di seluruh dunia.
Umumnya pengangkatan tumor tetap mengutamakan standar penanganan lewat operasi terbuka, pengangkatan tumor beserta sebagian atau seluruh jaringan payudara. Namun seiring berkembangnya ilmu kedokteran dan teknologi, kini telah hadir teknik baru yang disebut Endoscopic Breast Surgery (EBS). Teknik operasi ini minimal invasif atau dikenal minim sayatan sehingga bisa memberikan manfaat yang lebih bagi pasien.
(Baca juga: Efektif! Ini 6 Minuman Herbal Untuk Menurunkan Berat Badan)
(Mayapada Hospital telah berhasil melakukan prosedur EBS untuk pasien-pasien yang menderita tumor payudara. Foto: Dok. Mayapada Hospital)
EBS menjadi prosedur yang relatif baru di bidang onkologi sehingga masih jarang dilakukan di berbagai negara. Perdarahan yang lebih minimal membuat teknik EBS lebih unggul. Proses pemulihan pasien lebih cepat dan minim bekas operasi sehingga bisa menjaga estetika pasien.
Berbeda dengan prosedur minimal invasif lainnya, EBS dinilai lebih kompleks karena dilakukan pada organ payudara yang area bedahnya lebih sempit. Jadi prosedur ini membutuhkan keahlian yang akurat dan khusus untuk hasil yang optimal. Sampai saat ini, dr. Bayu Brahma, Sp.B(K) Onk menjadi dokter pertama di Indonesia yang melakukan tindakan EBS di 2017. Dokter Spesialis Bedah Onkologi yang berpraktik di Rumah Sakit Mayapada, Jakarta Selatan ini pun terus mengembangkan teknik EBS.
“EBS dilakukan dengan membuat sayatan kecil sebagai akses untuk memasukkan peralatan bedah yang dilengkapi dengan kamera. Melalui perbesaran kamera dan tampilan pada layar, dokter dapat melihat area operasi dengan lebih jelas dan pengangkatan tumor dapat dilakukan dengan lebih akurat. Tindakan ini memberikan penanganan yang lebih optimal bagi pasien tumor payudara, baik dari segi keamanan, aspek medis, maupuan estetika,” jelas Dokter Bayu.
Dokter Bayu pun mengungkap bahwa di tahun ini, tim dokter di Oncology Center Mayapada Hospital, Jakarta Selatan, telah melakukan 15 operasi EBS untuk mengangkat tumor jinak, ganas (kanker), yang disertai rekonstruksi payudara.
Selain menghadirkan prosedur EBS, Oncology Center Mayapada Hospital Jakarta Selatan juga memiliki layanan Mayapada Breast Clinic untuk para perempuan yang ingin menjaga kesehatan payudara dengan kelengkapan teknologi medis seperti Mammografi 3D, biopsi vakum pada payudara atau VABB yang minimal invasif, serta berbagai penanganan kanker payudara seperti perasi pengangkatan payudara, rekonstruksi payudara, kemoterapi, target terapi, imunoterapi, dan radioterapi, termasuk fisioterapi dan rehabilitasi sebagai perawatan berkelanjutan untuk pasien kanker.
(Baca juga: Ini 4 Manfaat Vitamin E untuk Kecantikan dan Kesehatan)
Untuk menjaga kesehatan secara menyeluruh, hanya rajin berolahraga dan makan makanan sehat tidaklah cukup. Kamu pun perlu rutin mengecek kesehatan secara holistik agar mengetahui progres kesehatanmu. Bagi kamu yang tertarik melakukan skrining payudara, bisa kunjungi langsung Mayapada Hospital atau booking terlebih dahulu lewat MyCare.
(Penulis: Zahrah Pricila)
-