-
Ketika membicarakan tren berbelanja, umumnya kamu akan membuat shopping list atau catatan seputar barang-barang yang ingin kamu beli. Seringkali catatan ini hanya dipenuhi dengan produk-produk yang sebenarnya tidak kamu butuhkan. Pengeluaran pun menjadi tidak terencana dan kamu berakhir menghabiskan uang secara cuma-cuma.
Masalah berbelanja secara impulsif yang kerap dialami masyarakat ini pun pada akhirnya mendorong gerakan No Buy List agar lebih hemat dan hanya membeli produk yang benar-benar dibutuhkan. No Buy List mendorong komitmen seseorang untuk tidak membeli barang tertentu selama jangka waktu yang ditentukan, entah dalam tiga bulan, enam bulan, atau setahun. Bagaimana cara membuatnya? Intip cara selengkapnya di bawah ini!
1. Pahami Alasan Kamu Membuat No Buy List
(Tetapkan motivasi di balik melakukan tren ini agar kamu lebih fokus. Foto: Dok. Photo By: Kaboompics.com/Pexels)
Sebelum langsung membuat catatan barang-barang yang tak perlu kamu beli, ketahui dulu alasan kamu ingin melakukannya. Apakah rencana ini dilakukan untuk mengurangi barang-barang tidak terpakai? Atau sebatas ingin lebih sering menabung? Alasan ini bisa menjadi motivasi utama kamu agar lebih berkomitmen saat mempraktikkan No Buy List sehingga kamu tidak akan mudah terpengaruhi oleh orang-orang sekitar saat berbelanja.
(Baca juga: Nyaman! Ini 8 Tips WFO yang Efektif untuk Para Introvert)
2. Terapkan Metode Room-to-Room
(Pastikan kamu tidak banyak membeli barang-barang yang tidak dibutuhkan. Foto: Dok. Moose Photos/Pexels)
Menentukan No Buy List memang tidaklah mudah. Sebab, kamu tak bisa secara asal menentukan barang-barang yang dirasa tidak perlu dibeli dalam waktu dekat. Kamu bisa menerapkan metode room-to-room alias menelusuri barang apa saja yang biasanya dipakai dan jarang dipakai di setiap ruangan. Misalnya, barang-barang apa saja yang kamu gunakan di kamar mandi? Sampo, kondisioner, dan juga sabun pembersih kamar mandi? Kemudian, tuliskan semua barang yang digunakan terlebih dahulu agar memudahkan proses pembuatan No Buy List.
3. Mulai Buat No Buy List Versi Kamu!
(Pastikan kamu rutin mengecek no buy list yang sudah ditentukan. Foto: Dok. Helena Lopes/Pexels)
Setelah menuliskan barang-barang yang dipakai, termasuk pakaian, aksesori, hingga kosmetik, mulailah menyusun kategori barang. Misalnya, buat kategori kosmetik dan skincare yang meliputi lipstik, bedak, pelembap, dan semacamnya. Kemudian, estimasi berapa lama produknya akan habis. Apabila satu pelembap bisa dipakai hingga tiga bulan, maka No Buy List kamu untuk sebulan ini adalah tidak membeli pelembap baru! Jadi kamu tidak akan mudah tergiur dengan pelembap baru lainnya sampai produk yang kamu punya habis. Terapkan cara ini untuk barang-barang lainnya.
(Baca juga: Penting! Ini 7 Manfaat Slow Living untuk Hidup)
Proses menerapkan No Buy List tidak akan sepenuhnya berhasil kalau kamu tidak memiliki motivasi yang kuat. Bagi pemula, kamu bisa mulai rencana ini untuk tiga bulan pertama dahulu, lalu ditingkatkan secara konsisten hingga satu tahun. Selain lebih mudah menghemat uang, tren yang satu ini bisa membuat kamu lebih mindful saat berbelanja.
(Penulis: Zahrah Pricila)
Tags: no buy list, tren menghemat uang -