-
Duck syndrome adalah kondisi di mana seseorang tampak tenang dan sukses di permukaan, tetapi sebenarnya sedang berjuang keras di balik layar. Istilah ini berasal dari analogi seekor bebek yang terlihat mengapung dengan tenang di atas air, padahal kakinya bergerak dengan cepat untuk tetap bertahan.
Fenomena ini sering terjadi dalam dunia kerja, terutama di lingkungan yang kompetitif dan penuh tekanan. Seseorang yang mengalami duck syndrome mungkin terlihat produktif dan berhasil, tetapi di balik itu, ia mengalami stres, kelelahan, dan tekanan mental yang besar. Berikut adalah beberapa ciri-ciri duck syndrome dalam pekerjaan.
1. Selalu Berusaha Tampak Profesional dan Tenang
(Berbagai ciri duck syndrome di pekerjaan. Foto. Dok. Marcus Aurelius/ Pexels)
Orang yang mengalami duck syndrome sering kali terlihat percaya diri dan profesional di tempat kerja. Mereka tampak mampu menangani berbagai tugas dengan baik tanpa menunjukkan kesulitan. Namun, di balik penampilan tersebut, mereka sebenarnya merasa kewalahan dan terus berjuang agar tetap memenuhi ekspektasi.
(Baca Juga: Jangan Terpuruk, Ini 5 Cara Bangkit Dari Bisnis yang Gagal)
2. Memiliki Beban Kerja yang Berlebihan
Salah satu tanda utama duck syndrome adalah mengambil terlalu banyak tanggung jawab. Mereka cenderung menerima banyak tugas tanpa mengeluh dan berusaha menyelesaikannya dengan sempurna. Sayangnya, hal ini dapat menyebabkan kelelahan fisik dan mental, yang pada akhirnya berdampak pada kesehatan dan produktivitas.
3. Sulit Meminta Bantuan
(Berbagai ciri duck syndrome di pekerjaan. Foto. Dok. This is Engineering/ Pexels)
Seseorang dengan duck syndrome sering kali merasa harus menyelesaikan semua pekerjaan sendiri. Mereka ragu untuk meminta bantuan karena takut dianggap tidak kompeten atau kurang mampu. Akibatnya, beban kerja semakin berat dan tekanan pun meningkat.
4. Perfeksionisme yang Berlebihan
Perfeksionisme merupakan salah satu faktor utama dalam duck syndrome. Mereka memiliki standar yang sangat tinggi dan terus berusaha mencapai kesempurnaan dalam setiap pekerjaan. Sayangnya, hal ini justru bisa membuat mereka kelelahan, stres, dan merasa tidak pernah cukup baik.
5. Mengalami Kelelahan Mental dan Emosional
Meskipun tampak sukses, seseorang dengan duck syndrome sebenarnya mengalami kelelahan yang luar biasa. Mereka merasa cemas, stres, dan bahkan mulai kehilangan motivasi. Perasaan ini bisa semakin parah jika tidak ditangani dengan baik.
6. Sulit Menyeimbangkan Kehidupan Kerja dan Pribadi
(Berbagai ciri duck syndrome di pekerjaan. Foto. Dok. Andrea Piacquadio/ Pexels)
Karena tekanan untuk selalu tampil baik, mereka sering kali kesulitan membagi waktu antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Mereka mungkin merasa bersalah jika beristirahat atau menghabiskan waktu untuk diri sendiri, sehingga terus bekerja tanpa henti.
Cara Mengatasi Duck Syndrome
Jika mengalami gejala duck syndrome, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan:
• Belajar untuk meminta bantuan: Tidak ada salahnya berbagi beban kerja dengan rekan tim atau atasan.
• Menyesuaikan ekspektasi diri: Menyadari bahwa tidak semua hal harus sempurna dapat membantu mengurangi tekanan.
• Mengatur waktu dengan baik: Menyeimbangkan pekerjaan dan waktu istirahat sangat penting untuk kesehatan mental.
• Mencari dukungan: Berbicara dengan teman, keluarga, atau profesional dapat membantu mengatasi stres yang dialami.
(Baca Juga: Menarik! Ini 8 Rekomendasi Pekerjaan Remote yang Bisa Dicoba)
Duck syndrome dalam dunia kerja bisa berdampak negatif jika tidak ditangani dengan baik. Oleh karena itu, penting untuk mengenali ciri-cirinya dan mengambil langkah yang tepat agar tetap sehat secara fisik dan mental.
(Penulis: Sania Zelikha)
-