Mengenal Istilah 'Cushioning' dan Cirinya dalam Hubungan


  • Mengenal Istilah 'Cushioning' dan Cirinya dalam Hubungan
    Mengenal Istilah 'Cushioning' dan Cirinya dalam Hubungan. (Foto: Dok. freepik)


    Seiring berkembangnya zaman, pasti kamu semakin banyak mendengar istilah-istilah baru yang trendi dalam hubungan. Akhir-akhir ini, generasi anak muda memang lebih suka mengkategorikan suatu fenomena dalam hubungan dan memberi nama yang unik dan catchy. Mulai dari red flag, green flag, situationship, ghosting, love bombing, dan masih banyak lagi, pasti kamu pernah mendengar salah satu istilah tersebut yang dengan sendirinya juga sudah familier kamu gunakan sehari-harinya. 

    Nah, ada lagi nih istilah dalam hubungan yang mungkin belum terlalu umum jika dibandingkan dengan yang lainnya, yaitu cushioning.


    Apa itu cushioning?


    Bagi kamu yang belum tahu, secara definisi cushioning berarti orang yang melakukan tindakan-tindakan flirty atau "genit" dengan orang lain saat masih menjalin hubungan berkomitmen dengan kekasihnya. In a way, situasi ini memang bisa disebut sebagai selingkuh. Namun, cushioning lebih berfokus pada tindakan yang dilakukan. Pada dasarnya, cushioning bekerja dengan memiliki rencana cadangan (backup plan) dimana saat hubungan komitmen saat ini berakhir, maka masih ada orang lain yang siap dijadikan "peredam" atau cushion (bantalan), atau dalam kata lain pelarian secara emosional.


    Yup, tindakan ini tentunya tidak baik dan bisa menyakitkan kepada kedua pihak yang dirugikan. Di satu sisi, pihak yang sudah terlebih dahulu menjalani komitmen pasti akan merasa kecewa dan terkhianati. Sedangkan di sisi lain, orang yang hanya menjadi cushion atau pelarian juga pasti merasa self-worth nya akan berkurang dan mengalami trust issue. 


    (Baca Juga: Cara Menghindar Dari Cushioning Yang Perlu Kamu Tahu)


    Mengapa cushioning bisa terjadi?

    Mengenal Istilah 'Cushioning' dan Cirinya dalam Hubungan

    (Mengenal Istilah 'Cushioning' dan Cirinya dalam Hubungan. Foto: Dok. freepik)

    Biasanya, orang yang melakukan cushioning justru berarti ia tidak percaya terhadap dirinya sendiri. Ia tidak cukup percaya diri bahwa ia mampu untuk berkomitmen dan membahagiakan satu orang yang dicintainya. Ia merasa suatu saat pasti ia akan merusak hal indah yang telah dijalani dan diusahakan, oleh karena itu apa salahnya jika ia mencari orang lain untuk menjadi backup plan atau safety net?


    Namun, ada juga tipe orang yang memang tidak bisa settle atau berkomitmen dengan satu orang, tapi karena tidak ingin kehilangan, ia tetap menunjukkan komitmennya walau secara rahasia tetap menunjukkan dirinya sebagai available dan bertindak genit kepada orang lain. Motif ini tentu bisa membuat orang lain bingung, namun tetap ada saja yang terpikat atau jatuh pada perangkap tersebut.


    (Baca Juga: Wajib Tahu! 6 Tanda Breadcrumbing Dalam Hubungan)


    Ciri-ciri cushioning


    Jangan sampai bertemu tipe orang ini, ya! Bagi kamu yang ingin waspada apakah pasangan atau orang yang dekat denganmu melakukan cushioning, kamu bisa mulai memperhatikan hal-hal yang ia lakukan. Apakah ada perubahan sifat atau perilaku yang terkesan halus namun sering terjadi, atau dia menjadi lebih tertutup? Apakah dia semakin menjaga handphone yang ia miliki seperti ada rahasia di dalamnya? Atau intimasi diantara kalian, baik fisik atau emosional secara perlahan mulai berkurang? Ini bisa menjadi ciri-ciri ia melakukan cushioning. 


    Itu adalah arti cushioning, alasan terjadinya, dan juga ciri-cirinya. The more you know!


 

Related Articles