Sampah dan Egoisme Masyarakat Luar Baduy


  • Sampah dan Egoisme Masyarakat Luar Baduy
    Dok. Herworld

    Kupijak tanahmu

    Kujunjung langitmu

    Karena itu yang seharusnya



    Kulakukan... Di mana pun ku berada


    Di mana bumi dipijak

    Di situ langit dijunjung


    Di mana kita menjejak bumi

    Di situ adat setempat dihargai


    Kuhargai kearifan lokalmu

    Kukagumi kepatuhan pada adat

    Kuingin tiru taatmu pada leluhur


    By: Ratih Pri Anggraini



    Pada tanggal 28 Januari silam, label busana NES by Helen Dewi Kirana, bekerja sama dengan Ikatan Alumni ITB, Mapala UI, hingga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, berhasil menyelenggarakan konser musik dengan tema "Pendar Baduy Binar Indonesia: Jernihkan Hati Bersihkan Negeri".




    Konser yang diselenggarakan untuk masyarakat Baduy, khususnya bagi orang-orang Kanekes ini, dibuat untuk mengingatkan warga ibukota untuk tidak meninggalkan dan membuang sampah sembarangan saat sedang mengunjungi Baduy. Tumpukan sampah yang kini kian jadi masalah tak hanya membuat lingkungan Baduy tampak jorok dan tak asri lagi, namun juga sangat mengganggu keseimbangan alam dan bertolak belakang dengan sikap serta keyakinan masyarakat setempat yang menjunjung tinggi kemurnian lingkungan.



    Dimeriahkan oleh pembacaan puisi yang sangat soulful dari Ira Wibowo dan Jodhi Yudono, sumbang suara ekstra merdu dari Mario Ginandjar (Kahitna), Nugie, Farman Purnama, Adinda Shalahita, Netta KD, Irena Herdianto, hingga Voctaville Choir yang mengiringi dengan indah, penyampaian pesan tentang kearifan lokal masyarakat Baduy pun jadi lebih tersampaikan. Syahdu dan menggetarkan hati.




    Turut dihadiri oleh Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid, acara yang juga disertai dengan pagelaran busana nan cantik dari NES by Helen Dewi Kirana ini juga dibarengi dengan pameran foto hasil jepretan Don Hasman (fotografer alam kawakan, pencinta budaya Baduy, wartawan, dan antropolog), dan bazar kain-kain Baduy yang eksotis.




    Acara penting yang benar-benar bagus dan menyadarkan kita betapa wajibnya menghargai kultur masyarakat adat, terutama bagi yang tinggal di area perkotaan. 


    Raise your awareness, love your own culture!




 

Related Articles

Advertisement - Continue Reading Below