7 Brand Fashion yang Ramah Lingkungan



  • Selain desain, kelestarian lingkungan mulai menjadi perhatian utama para pelaku industri mode. Simak bagaimana 7 brand ini berhasil menciptakan produk ramah lingkungan tanpa mengesampingkan kualitasnya!

     

    (Baca juga artikel: H&M Akhirnya Hadir di Surabaya)





    Edun

    Bono, vokalis band legendaris U2, mendirikan labelini bersama istrinya, Ali Hewson, pada tahun 2005 demi menciptakan lapangan kerja yang berkesinambungan di Afrika dengan memusatkan 85% kegiatan produksi di benua tersebut.

    Edun, yang merupakan kebalikan dari kata nude sekaligus memiliki arti taman Eden, menggunakan material ramah lingkungan dengan memanfaatkan para petani kapas di Afrika dan beberapa negara berkembang lainnya sebagai pemasok utama. Pada tahun 2008, Edun membangun Conservation Cotton Initiative Uganda (CCIU) di Uganda untuk melancarkan bisnis kapas organik yang dikelola oleh petani di Uganda bagian utara.




    Amour Vert

    Amour vert” merupakan istilah Prancis dari “cinta hijau”. Berbasis di California, Amerika Serikat, label ini menyediakan beragam pilihan gaya yang mengutamakan kenyamanan melalui bahan ramah lingkungan dan berkomitmen pada filosofi zero-waste.

    Semua pewarna yang digunakannya bersifat non-toksin. Gwyneth Paltrow sangat menggemari labelini, bahkan ia baru saja bekerjasama dengan Amour Vert dalam menciptakan sebuah koleksi kapsul.




    Beyond Skin

    Label sepatu vegan asal Inggris ini percaya bahwa mode dan penghijauan dapat berjalan berdampingan. Desain penuh gaya yang ditemukan pada setiap produknya sama sekali tidak melibatkan satwa dan menggunakan energi serta sumber daya alam seminimal mungkin.

    Jika Anda menemui detail satin, maka material tersebut terbuat dari olahan polyester dan tidak mengandung sutera, sehingga tak ada seekor ulat pun yang dikorbankan dalam proses produksinya. Kemudian untuk bahan menyerupai kulit, Beyond Skin lebih memilih PU (polyurethane), walaupun terbuat dari petrokimia, tak seperti PVC (polyvinyl chloride), PU tidak mengandung klorin yang sangat beracun dan berbahaya bagi lingkungan.




    Kowtow

    Minimalis, permainan kontras warna, serta bahan yang terkesan renyahmenjadiciri khas dari brand asal Selandia Baru ini. Kegiatan produksi koleksi Kowtow dilakukan di Kaluta, India, di mana banyak pekerja turut disejahterakan.

    Mengacu pada proses “from seed to garment”, langkah awal pembuatan terletak pada penanaman kapas oleh petani secara organik. Setelah panen, kapas diolah menjadi benang dan dikirimkan ke pabrik Kowtow di sana. Setelah lolos pengecekan kualitas, produk yang sudah jadi segera dikirim ke Selandia Baru.




    H&M Conscious

    H&M sebagai salah satu label ritelterbesar di dunia telah berhasil membuat gayamenjadi suatu hal yang mudah diakses oleh segala kalangan sejak tahun 1947. Untuk mewujudkan dunia mode yang bersahabat dengan alam secara berkelanjutan, pada tahun 2010, brand asal Swedia ini meluncurkan koleksi Conscious dengan material seperti polyester, wol, dan plastikyang ketiganya didapat dari hasil daur ulang.

    Bahan lain seperti katun, linen, dan sutera yang digunakan juga bersifat organik. Di samping lini Conscious yang mayoritas bergaya kasual, H&M juga menghadirkan koleksi Conscious Exclusive untuk pilihan tampil lebih formal dan berkelas, tentunya tetap dengan material ramah lingkungan.




    Stella McCartney

    Modern menurut Stella McCartney, tak hanya mencakup desain, tetapi juga masa depan dari planet bumi. Sebagai label fashion vegetarian, Stella McCartney percaya bahwa hewan tidak patut dikorbankan demi kepentingan mode.

    Alasan lain McCartney pantang menggunakan kulit adalah limbah beracun yang dihasilkan akibat proses produksinya. Oleh karena itu, brand ini hanya menggunakan material seperti plastik berbahan dasar tumbuhan, kayu dari sumber yang tersertifikasi untuk menghindari deforestasi, katun organik, polyester daur ulang, dan kasmir imitasi bernama Re.Verso™.

     




    Svilu

    Jika Anda menyukai pakaian dengan siluet yang rileks, warna romantis, atau detail cantik nan unik, Svilu adalah jawabannya. Koleksi Svilu terasa begitu nyaman saat dikenakan berkat bahan non-polutif seperti katun organik, ataupun tencel yang merupakantekstil olahan.

    Material ini sendiri berasal dari pohon eukaliptus yang ditanam secara organik di perkebunan serta bulir pohon beech yang diproses secara terintegrasi sehingga hanya menghabiskan sedikit energi. Tiap motif baju diciptakan melalui proses percetakan digital menggunakan inkjet printer format besar yang lebih efisien dibandingkan percetakan tekstil konvensional.





 

Related Articles

Advertisement - Continue Reading Below