25 THINGS YOU SHOULD KNOW ABOUT LOUIS VUITTON

Mr. Louis Vuitton

Meet the man behind the scene! The original Mr. Louis Vuitton.

First Store

Ratu Eugénie, istri dari Napoleon III, merupakan salah satu pelanggan pertama yang langsung jatuh hati pada kerajinan tangan Louis Vuitton muda.

The Vuitton Building

The Vuitton Building di 70 Champs-Élysées, Paris, adalah toko terbesar pertama yang dibangun oleh Georges Vuitton.

Rue Louis Vuitton - Asnieres

Ruang workshop dan rumah keluarga Vuitton berada di Rue Louis Vuitton di Asnières, Paris. Awalnya, lokasi ini bernama Rue Du Congres, sebelum akhirnya diganti demi menghormati anggota keluarga yang tinggal di sana.

Ratu Eugine

Istri dari Napoleon III merupakan salah satu pelanggan pertama yang langsung jatuh hati pada kerajinan tangan Louis Vuitton muda.

Gris Trianon Canvas

A legend was born. “Gris Trianon Canvas” pertama kali dikenalkan pada tahun 1854 dan langsung menarik perhatian. Portmanteau ini adalah model trunk tertua keluaran Louis Vuitton.

Damier Canvas

Di tahun 1888, Louis Vuitton menciptakan sendiri “Damier Canvas” demi menghindari plagiarisme yang kerap terjadi sejak pertama kali brand tersebut muncul.

Monogram canvas

The famous “Monogram Canvas” diciptakan oleh Georges Vuitton pada tahun 1896 sebagai penghormatan pada sang Ayah yang telah meninggal empat tahun sebelumnya.

Steamer Bag

Tahukah Anda jika logo yang terdapat di steamer bag diciptakan oleh cucu sang Maestro, Gaston Vuitton.

Tumbler Locks

Beware of thieves! Demi mengantisipasi pencurian, George Vuitton menciptakan sistem canggih yang disebut dengan Tumbler Locks di tahun 1890 (S-LOCK). George yang sempat bekerja sebagai tukang kunci profesional ini mendesain kunci dengan rangkaian kode unik. Bahkan menurutnya, mustahil untuk membuka Louise Vuitton trunks secara paksa.

1st Transportation Trunk

Louis Vuitton menciptakan trunk pertamanya untuk transportasi mobil di tahun 1897 yang sama saat industri mobil sedang bertumbuh.

Tambour

Koleksi jam tangan Louis Vuitton, Tambour, pertama kali dikeluarkan tahun 2002. Ketebalan model ini terinspirasi dari jam tangan pertama di dunia.

Patrick Vuitton

Patrick Vuitton adalah generasi kelima dari Louis Vuitton dan bekerja sebagai pimpinan divisi special order.

Di tahun 2004, Louis Vuitton menerapkan sistem carbon inventory. Perusahaan dapat mengukur dampak pada lingkungan sekitar dan mengurangi pengeluaran karbon dioksida

FIFA World Cup

Pada final World Cup di Afrika Selatan tahun 2010 lalu, kapten tim Italia, Fabio Cannavaro, membawa piala FIFA World Cup dalam Louis Vuitton's travel case yang disaksikan sekitar 94.700 penonton di Soccer City Stadium.

Dalam sejarahnya, hanya ada dua fashion show yang pernah dilangsungkan di luar Paris, yaitu Tokyo ( Fashion Week 2005 ) dan Shanghai ( Fashion Week 2012 ).

Louis Vuitton Cup

Sejak tahun 1992, Louis Vuitton merayakan perhelatan Louis Vuitton Cup dan The America's Cup dengan menampilkan berbagai produk limited-edition eksklusif yang langsung menjadi incaran para kolektor.

Beijing National Museum

Louis Vuitton merupakan brand pertama yang melakukan pameran seni di Beijing National Museum pada tahun 2011 lalu

Small Leather goods for women

Small leather goods for women, seperti dompet, selalu menggunakan nama perempuan sebagai nama produk, sebut saja “ Sarah Wallet” dan “Helena Wallet”

Louis Vuitton Indonesia

Di hari jadi Louis Vuitton Indonesia yang ke-20, Pacific Place membuka toko Louis Vuitton di tahun 2008. Ini merupakan gerai ke empat di Indonesia

Hot Stamping

"Kami selalu menjaga warisan unik ini dengan menyediakan jasa Hot Stamping dan beberapa produk Mon Monogram di toko, serta jasa spesial untuk "melukis" di beberapa produk spesial.

Pop Up Store

Louis Vuitton membuka pop up store pertamanya di St. Germains dan ditujukan untuk bidang kesusasteraan.

Hotel labels

Gaston-Louis gemar mengumpulkan hotel labels. Louis Vuitton mengeluarkan koleksi pribadi 30 kartu pos dengan 30 hotel labels bermotifkan monogram.

Core Values

Kampanye Louis Vuitton "Core Values" dimulai di tahun 2007. Kampanye dengan konsep travelin in an emotional sense ini awalnya didukung oleh Mickhail Gorbachev, Andre Agassi dan Steffi Graf, serta Catherine Deneuve.

Marc Jacobs

1997: Marc Jacobs menduduki posisi sebagai Artistic Director untuk Louis Vuitton.