Collage of Timeless Scenes



  • Dengan cerita berumur lebih dari seratus tahun karya Gaston Leroux dan pementasan berumur 27 tahun karya musikal Andrew Lloyd Webber ini akhirnya dipentaskan secara live, tepatnya di MasterCard®Theaters, Marina Bay Sands, Singapura.

    Jika selama ini Anda kerap menonton pertunjukan Broadway atau West End lewat video streaming atau bahkan menyaksikannya secara langsung, pentas musikal yang kali ini dibawakan oleh Lunchbox Theatrical Productions ini sangat terinspirasi pentas Broadway, apalagi salah satu pemain utamanya, Brad Little adalah satu dari empat orang yang pernah memerankan Phantom di panggung Broadway dan panggung teater terkenal lainnya. Dua ornamen malaikat yang membingkai panggung dengan warna emas nan megah membuat jantung berdegup kencang saat memasuki gedung teater. Lagu-lagu Think of Me, Angel of Music, hingga Masquerade mulai mengalun di kepala. And here it goes, one of my dreams come true is about to start, The Phantom of the Opera.



             Seolah tak berkedip karena “terhipnotis” segala yang menghidupkan panggung, kejutan demi kejutan terus muncul. Adegan saat Christine Daae menyanyikan Angel of Music di depan kaca ruang ganti memberi kejutan pertama, di mana sosok Phantom muncul di pantulan kaca sedangkan hanya Christine yang terlihat dari depan disusul dengan ikut masuknya Christine ke dalam kaca dan menghilang seketika. Adegan-adegan fenomenal pun dimainkan dengan memesona, termasuk adegan ketika Phantom mebawa Christine ke “istana gelapnya”, dengan perahu yang didayungnya sendiri sambil menyanyikan lagu Phantom of the Opera. Adegan demi adegan hingga detail set yang digunakan sama persis dengan yang ditampilkan di panggung Broadway. Lilin-lilin LED yang bertaburan di lantai ditambah efek asap tipis yang menyapu lantai seolah berwujud aliran sungai yang menggiring perahu. Kejutan terus berlangsung, mulai dari sebuah chandelier besar yang seketika mengayun dan terjatuh ke panggung (ini pun salah satu adegan ikonik), ornamen yang membingkai panggung tiba-tiba turun dan sosok Phantom muncul seketika, hingga adegan pesta topeng di mana Phantom menghilang dalam hitungan detik, bak pesulap yang menghilang seketika.

              Bicara permainan, tak ada yang sanggup mengalahkan kharisma dan suara merdu Erik / Phantom, bak dilahirkan untuk menjadi Phantom, Brad Little sukses menyayat hati penonton, dengan adegan patah hatinya saat ia merelakan Christine untuk kembali ke tempat Raoul. Christine Daaéyang dimainkan Claire Lyon pun turut mengimbangi lawan mainnya, dengan gestur lembut dan kestabilan emosinya. Pemeran Raoul dimainkan oleh Anthony Downing, ia adalah salah satu peran yang ikut casting dari Afrika. Anthony juga bermain dengan apik, entah mengapa ada rasa simpatik yang menyelinap saat melihat aksi panggungnya. Sungguh, segala aspek yang mendukung kesuksesan pertunjukkan ini memang sama kuat, baik dari segi permainan, setting, koreografi, musik, dan kostum. Ada 130 pemain yang terlibat dalam pentas ini, tak heran mengingat jumlah kolosal ini lebih dari 230 kostum yang diperlukan selama pentas yang berakhir pada tanggal 1 September ini berlangsung. Kualitas akustik di gedung MasterCard®Theaters pun ternyata menyanggupi kemegahan harmonisasi dari okestra yang dipimpin Guy Simpson. (Andhini Puteri Lestari Foto: Dok. Marina Bay Sands, BASE Entertainment, berbagai sumber)

     




 

Related Articles

Advertisement - Continue Reading Below