-
Memiliki rekan kerja yang baik adalah salah satu faktor penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan produktif. Jika kamu dikelilingi oleh orang-orang yang positif, pekerjaan terasa lebih ringan dan menyenangkan. Sebaliknya, rekan kerja yang toxic dapat membuat suasana menjadi penuh tekanan dan menghambat perkembangan kariermu. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui cara memilih rekan kerja yang tidak toxic agar kamu bisa bekerja dengan nyaman dan berkembang dengan maksimal.
1. Perhatikan Cara Mereka Berkomunikasi
(Berbagai cara memilih rekan kerja yang tidak toxic. Foto. Dok. Katrin Bolovtsova/ Pexels)
Salah satu ciri utama rekan kerja yang baik adalah kemampuan berkomunikasi dengan jelas dan terbuka. Mereka tidak hanya berbicara dengan sopan, tetapi juga mampu mendengarkan pendapat orang lain. Jika seseorang sering berbicara dengan nada merendahkan, menyalahkan orang lain, atau menyebarkan gosip, itu bisa menjadi tanda bahwa mereka memiliki sifat toxic. Kamu sebaiknya memilih rekan kerja yang komunikatif dan saling menghargai.
(Baca Juga: Wah! Ini 5 Cara Meningkatkan Skill Public Speaking)
2. Amati Cara Mereka Menyelesaikan Masalah
Dalam dunia kerja, pasti akan ada tantangan dan masalah yang harus dihadapi. Rekan kerja yang baik akan fokus mencari solusi dan bekerja sama untuk mengatasi masalah tersebut. Sebaliknya, seseorang yang toxic cenderung menyalahkan orang lain, menghindari tanggung jawab, atau bahkan memperumit situasi. Jika kamu ingin memiliki lingkungan kerja yang sehat, pilihlah rekan yang bersikap profesional dan mampu menghadapi masalah dengan tenang.
3. Pilih Rekan yang Suportif
(Berbagai cara memilih rekan kerja yang tidak toxic. Foto. Dok. Mart Production/ Pexels)
Rekan kerja yang baik akan saling mendukung dan membantu satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama. Mereka tidak merasa tersaingi, tetapi justru mendorong kamu untuk berkembang. Jika seseorang sering mengkritik tanpa alasan, meremehkan pekerjaan orang lain, atau hanya fokus pada dirinya sendiri, itu bisa menjadi tanda bahwa mereka kurang peduli dengan tim. Kamu lebih baik bekerja dengan orang-orang yang memiliki semangat kerja sama dan mau berbagi ilmu.
4. Hindari Orang yang Suka Drama dan Konflik
Rekan kerja yang sering membawa drama atau menciptakan konflik dapat menguras energi dan mengganggu produktivitas. Mereka mungkin suka membesar-besarkan masalah, mencari perhatian, atau menimbulkan perselisihan di antara tim. Jika kamu ingin lingkungan kerja yang kondusif, carilah rekan yang memiliki sikap dewasa, tidak mudah tersinggung, dan bisa mengatasi perbedaan pendapat dengan bijak.
5. Pilih Orang yang Memiliki Etika Kerja yang Baik
Etika kerja adalah salah satu hal yang membedakan antara rekan kerja yang baik dan yang toxic. Orang dengan etika kerja yang baik akan bertanggung jawab, disiplin, dan menghormati batasan profesional. Mereka tidak akan mengambil keuntungan dari kerja keras orang lain atau bersikap tidak adil dalam pekerjaan. Jika kamu ingin suasana kerja yang nyaman, bekerjalah dengan orang-orang yang memiliki integritas dan komitmen terhadap pekerjaan.
6. Perhatikan Cara Mereka Menerima Kritik
(Berbagai cara memilih rekan kerja yang tidak toxic. Foto. Dok. Tima Miroshnichenko/ Pexels)
Rekan kerja yang baik mampu menerima kritik dengan sikap positif dan menjadikannya sebagai bahan perbaikan. Sebaliknya, orang yang toxic cenderung defensif, menyalahkan orang lain, atau bahkan menyerang balik ketika diberikan masukan. Jika kamu ingin suasana kerja yang sehat, carilah rekan yang terbuka terhadap kritik dan mau belajar dari kesalahan.
(Baca Juga: Bingung? Ini 7 Tips Menghadapi Interview Kerja)
Pemilihan rekan kerja yang tidak toxic sangat penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan menyenangkan. Dengan memperhatikan cara mereka berkomunikasi, menyelesaikan masalah, serta etika kerja yang mereka miliki, kamu bisa lebih mudah menemukan rekan yang cocok dan dapat dipercaya. Dengan bekerja bersama orang-orang yang positif, kamu akan lebih termotivasi, produktif, dan merasa lebih nyaman dalam menjalani pekerjaan sehari-hari.
(Penulis: Sania Zelikha)
-