Kindling, Pengalaman Fine Dining di “Rumah Nenek”


  • Kindling, restoran fine dining di bawah BIKO Group yang membuka pintunya di Cikini Raya. (Foto: Dok. Jason Wong/Kindling)



    Fine dining can be a little daunting. Pengalaman menyantap hidangan dengan suasana kental akan kemewahan, para tamu berpakaian rapi, dan setiap makanan disajikan dengan tampilan cantik yang hampir sayang untuk dimakan. Prasangka-prasangka ini yang tersimpan dalam benak saat Her World berkesempatan menyambangi sebuah restoran fine dining pendatang baru di salah satu sudut Cikini, tepatnya Jalan Cikini Raya No.20.


    Petang hari di tengah kemacetan waktu pulang kantor, kami sampai di Kindling. Sebuah restoran dengan konsep tasting menu, di bawah BIKO Group, yang dibuka di sebuah rumah milik Lily Kasoem – putri dari Atjoem Kasoem, pioner industri optik di Indonesia – suguhkan pengalaman fine dining terinspirasi dari cita rasa Asia dengan teknik pengolahan ala Prancis, kreasi chef dan owner Kindling, Vallian Gunawan.



    (Chef dan owner dari Kindling, Vallian Gunawan. Foto: Dok. Jason Wong/Kindling)


    Desain rumah dengan halaman cukup luas menghiasi mata saat kami membuka pintu restoran. Serasa bertamu ke rumah nenek, kami diajak ‘jalan-jalan’ untuk menikmati setiap hidangan. Diawali dengan sapaan hangat di ruang tamu menjadi awal eksplorasi rasa kami di Kindling. Ada tiga amuse bouche yang tersaji di area ruang tamu. Mulai dari rasa asam dan creamy laksa dalam satu gigitan Amberjack Tartare, perpaduan segarnya selai mulberry dan apel hijau yang disantap bersama dengan hati ayam, ditutup dengan turnip cake yang disajikan dengan ebi dan lap cheong.



    (Tiga amuse bouche jadi perkenalan dengan Kindling. Foto: Dok. Jason Wong/Kindling)


    Setelah puas akan pembukaannya, kami pun berpindah ke area dining hall untuk menu utama yang disajikan dalam set-course. Ada dua pilihan set course – Classic Set berisikan enam courses dan Signature Set berisikan delapan courses. Serangkaian wine, champagne, hingga sparkling drinks bisa dipilih untuk menemani setiap hidangan, tetapi kami dipuaskan dengan variasi homemade kombucha yang menyempurnakan setiap rasa.



    (Area dining hall Kindling. Foto: Dok. Jason Wong/Kindling)


    (Baca Juga: YOUNG Restaurant Luncurkan Menu Vol. 02! Berani Coba?)


    Mulai dari course pembuka ‘Kombujime’ – potongan hamachi yang disajikan dengan bengkuang dan tomat – kami santap dengan segelas jasmine kombucha, lalu dilanjutkan course kedua ‘Crab Custard’ – tawarkan sensasi menyantap kepiting asap dengan sajian – dipasangkan dengan kombucha bernama ‘Horchata’ (campuran basmati rice, almond, susu, dan minyak lemon).



    (Kombujime jadi pembuka rangkaian menu utama di dining hall. Foto: Dok. Jason Wong/Kindling)


    Sebelum bintang utama tersaji, kami disuguhkan ‘Glazed Brioche’, roti brioche resep orisinil Kindling yang menggandeng Braud untuk proses pembuatannya. Seperti namanya, roti brioche ini diglasir dengan infused sugar and yuzu dan disajikan dengan cultured butter yang ciptakan rasa gurih, asam, dan manis.


    Ada dua opsi protein yang menjadi andalan dari serangkaian six-course-meal malam tersebut, yaitu daging sapi atau daging domba. Pilihan kami jatuh pada ‘Roasted Lamb Saddle’ yang menyajikan potongan iga domba bakar dengan xinjiang spice dan harissa. Menu utama yang hadirkan rasa gurih dan sedikit pedas rempah, berhasil jadi gong utama rangkaian hidangan kami.


    Sebelum masuk ke makanan penutup, kami disuguhkan dengan 'Paofan', nasi yang disajikan dengan dashi hangat, perut ikan, dan black truffle berhasil jadi pelukan hangat di perut. Eksplorasi rasa di ruang makan ditutup dengan sempurna ketika kami menyantap dessert bernama ‘White Corn’ yang hadirkan nostalgia rasa jagung bakar, dipasangkan dengan lychee and oolong tea kombucha.



    (Paofan, jadi pelukan hangat yang pas di perut sebelum makanan penutup. Foto: Dok. Jason Wong/Kindling)


    Ruangan terakhir di Kindling menjadi tempat favorit banyak tamu, area bar. Suasana yang lebih chill menyambut langkah kami untuk akhirnya bersantai, menikmati pilihan minuman yang tersaji di restoran. Mulai dari cocktail hingga mocktail, selama bersantai kami disuguhkan beberapa camilan manis.

    Lagi-lagi memadukan nostalgia dan rasa, Chef Vallian menyajikan empat camilan sebagai teman minum-minum cantik kami malam itu. Mulai dari brown butter madeleine dengan sedikit rasa yuzu dan jeruk limau, pineapple choux disajikan dengan chantilly dan cokelat putih, kemudian sour plum pate de fruit yang mengingatkan kami dengan manisan kiamboy, dan hazelnut bonbon yang berhasil bikin ketagihan.



    (Camilan manis yang menjadi teman santai. Foto: Dok. Jason Wong/Kindling)


    (Baca Juga: Chanba Private Room Grill Kini Hadir di Puri Kembangan)


    Kami menghabiskan kurang lebih dua jam, menyantap setiap hidangan dan menikmati rasanya. Jika ada satu hal yang bisa diambil dari pengalaman kuliner di Kindling ini adalah Chef Vallian dan tim berhasil membuat setiap tamu pulang dengan perut kenyang dan hati yang penuh.


    Buat kamu yang penasaran dengan pengalaman fine dining di "rumah nenek", Kindling buka untuk santap malam dan terbagi dalam dua sesi. Jadi pastikan kamu kosongkan malammu, perutmu, dan buat reservasi untuk bisa nikmati dengan orang tersayang.