-
Seluruh cast tampil memukau di konferensi pers The Most Beautiful Girl in The World. (Foto: Dok. Netflix)
Film tak hanya sekadar hiburan semata di era terkini, tapi semakin menjadi sarana menyampaikan pesan yang mendalam. Dengan suguhan alur dan para pemain yang berkelas tentu menjadi esensi utama dari diproduksinya sebuah film. Namun, menambahkan elemen konflik yang terinspirasi dari apa yang terjadi di kehidupan nyata menjadi pelengkap sebuah alur film. Semua aspek penting itu dapat kamu nikmati di film orisinal Netflix yang baru saja dirilis saat Valentine, The Most Beautiful Girl in the World! Berkolaborasi dengan Paragon Pictures, film ini memadukan alur, cast, dan mengangkat isu penting dari dunia nyata.
Film ini utamanya membahas kompleksnya percintaan di masa modern, yang dikemas dalam genre komedi romansa. Meski begitu, Robert Ronny sebagai sutradara dan juga penulis film bersama Titien Wattimena serta Ifan Ismail juga membahas isu standar kecantikan yang seolah-olah menjadi hal mutlak di masa sekarang.
“Saya ingin menceritakan masalah cinta era sekarang yang jauh lebih kompleks daripada zaman dulu, ketika standar kecantikan sudah bergeser jauh dan memberikan tekanan yang tidak realistis terhadap perempuan modern. Sayangnya antara kecantikan dengan cinta dikaitkan, padahal menurut saya sama sekali tidak ada hubungannya. Segala hal yang berhubungan dengan cinta harusnya tidak bisa diukur dengan penampilan,” tutur Robert.
(Baca juga: NewJeans Comeback dengan Nama Baru, NJZ!)
Beri Warna Baru di Industri Perfilman
(Situasi yang tak terduga mengubah hubungan antara kedua pemeran utama. Foto: Dok. Netflix)
Tak hanya memberikan pesan yang mendalam, tapi film The Most Beautiful Girl in The World juga memberi warna baru di perfilman Indonesia. Sebab, jika dilihat beberapa tahun belakangan ini, film-film Indonesia hadir dengan alur horor, misteri, atau supernatural dengan nuansa dan alur yang berat.
“Saya sudah cukup lama menantikan komedi romantis bisa kembali mewarnai film Indonesia. Jadi daya tarik film ini antara lain adalah genre-nya itu sendiri serta presentasi film ini yang menurut saya sangat utuh, unik, punya value, dan punya kedalaman di setiap adegannya dan perjalanan ceritanya,” ujar Reza Rahadian selaku salah satu pemeran utama dalam film ini.
Dalam kemasan genre komedi romansa, ada banyak aktor yang hadir dalam film ini menyuguhkan akting lebih dinamis dan alami. Sebut saja ada Dea Panendra yang berperan sebagai sahabat Kiara dan menyuguhkan dialog-dialog ringan, tapi humoris sehingga tidak akan membuatmu bosan sepanjang film! Kisah cinta yang disuguhkan dalam film ini pun dirancang dengan latar situasi yang unik, tapi tampak organik, yaitu mempertemukan dua sosok utama Reuben Wiraatmadja (Reza Rahadian) dan Kiara (Sheila Dara) yang sifat dan status sosialnya saling bertentangan.
“Saat semua tatanan sosial itu dilepas, mereka sebenarnya adalah dua sisi yang berbeda dari satu koin. Yang satu anak orang kaya dan yang satu lagi pegawai TV yang struggling, mereka terlihat sangat berbeda tapi punya satu hal yang sama. Namun mereka tidak akan melihat kesamaan itu kalau masih ada predikat seperti jabatan, anak siapa, atau prestasi, yang sebenarnya tidak penting dalam cinta. Setelah terdampar di pulau terpencil, mereka baru bisa melihat masing-masing sebagai manusia seutuhnya tanpa embel-embel sosial," ungkap Robert Ronny.
(Baca juga: Mayapada Hadirkan Teknologi SMILE Pro Hyperopic)
Gimana, penasaran dengan bagaiman kisah romansa kedua karakter terjalin? Siapkan popcorn kamu dan saksikan The Most Beautiful Girl in The World secara eksklusif di Netflix. Selamat menonton!
(Penulis: Zahrah Pricila)
-