-
Panggung berdimensi ajaib yang extravagant, video mapping yang mewarnai batang lingga Monumen Nasional hingga penampilan apik ratusan penari. Ariah, satu yang tak terlupa.
Pentas kolosal berdurasi sekitar 90 menit yang diadakan dalam rangka perayaan ulang tahun kota Jakarta yang ke-486 ini sungguh kena di hati. Kisah yang dibawakan diangkat dari legenda Betawi tahun 1860-an, tentang seorang perempuan yang berjuang demi membela kehormatan dan harga dirinya. Ariah menjadi simbol perlawanan terhadap penindasan dan pengkhianatan atas kaumnya, bahkan oleh bangsanya sendiri.
Kisah Ariah yang diperebutkan oleh tiga pria yakni Juki, Tuan Mandor, dan Oey Tambah Sia sesungguhnya memilukan dan berakhir ironis, namun kisah sederhana ini tampak begitu memukau berkat permainan dan koreografi apik karya Eko Supendi, Wiwiek Sipala, Daryono, dan Nuryanto. Ada banyak nama besar di balik pertunjukkan ini yakni Erwin Gutawa sebagai penata musik, Ubiet Raseuki sebagai pengarah vokal, Chitra Subyakto sebagai penata kostum, Jose Rizal Manua sebagai pengarah akting, dan Jay Subyakto sebagai penata artistik dan penata panggung. Nama terakhir ini sungguh layak diapresiasi. Salah satu daya tarik terbesar Ariah memang terletak pada desain panggung dengan dimensi yang unik. Konsep lighting dan video mapping juga ide yang cerdas untuk menggantikan fungsi backdrop dan set panggung.
Tak ubahnya nama-nama besar di balik panggung, para pemain Ariah pun sudah sangat akrab di dunia seni pertunjukkan dan tari. Postur dan kelincahan Ida Sunaryono mampu menghidupkan karakter Ariah dengan baik, begitu juga dengan Fajar Satriadi sebagai jagoan Betawi bernama Juki (pria yang dicintai Ariah). Nama lain yang juga memukau adalah penari dan penyanyi Yuyun Arfah. Karakternya sebagai Mak Emper sungguh “hidup” dan bersuara emas, dengan cengkok-cengkok timur yang begitu merdu. Setelah kesuksesan Matah Ati, pentas ini membuktikan bahwa Atilah Soeryadjaya selaku sutradara, penulis naskah, dan penulis lirik lagu tampak semakin piawai dalam menggarap pertunjukkan kolosal.
(TEKS: ANDHINI PUTERI LESTARI / FOTO: ADI SETYO)
-